TUGAS HUBUNGAN MASYARAKAT
RESUME BUKU “HUMAN RELATIONS & PUBLIC RELATIONS” BAB I-VI
(Oleh : Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA)
(Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester)
Oleh
WAHYU PUTRO DEDY F 098 554 264
PE ADPER 09 B
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN
2011
BAB I
HUMAN RELATIONS DAN PUBLIC RELATIONS SEBAGAI WAHANA MANAJEMEN
- HUBUNGAN ORGANISASI DENGAN MANAJEMEN
Organisasi adalah sistem dari kegiatan manusia yang bekerja sama. Dalam pada itu, Thomas J. Atchison dan Winston W. Hill dalam bukunya, Management Today menegaskan bahwa organisasi adalah sistem yang dipolakan orang untukmelaksanakan tujuan atau untukmencapai sasaran. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa adanya beberapa makna yang sama, yakni bahwa organisasi itu adalah sistem, bahwa sistem itu melibatkan orang orang yang bekerja sama, dan bahwa sitem itu hendak membawa tujuan bersama.
Organisasi sebagai sistem (hal 2-3)
Karena organisasi merupakan sistem maka organisasi harus dipandang sebagai suatu keutuhan, karena titik sentral pandanga terhadap sistem adalah pernyataan bahwa keseutuhan melebihi jumlah bagian. Pendekatan ini bertentangan dengan pendekatan atomistic. Pendekatan atomistic mengatakan bahwa suatu penjelasan dapat diperoleh dengan memecahkan suatu gejala menjadi bagian bagian, lalu mempelajari bagian-bagian ini. Sebaliknya pendekatan sistem bersifat holistik.
Arti dan fungsi Manajemen (hal 4-9)
Menurut G.R Terry manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang teah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain. Fungsi manajemen diantaranya :
1. Planning (perencanaan). Menetapkan tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut
2. Organizing (pengorganisasian). Membagi-bagkan tugas kepada komponen-komponen aktivitas diantara para anggota kelompok.
3. Actuating (penggiatan). Mengerahkan sambil merangsang para anggota kelompok agar melaksanakan tugasnya dengan semangat.
4. Controlling (pengawasan). Memeriksa atau mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan para anggota kelompok sesuai rencana.
- KOMUNIKASI MANAJEMEN
Arti dan proses komunikasi (hal 11-16)
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communication” yag berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Istilah communication berikut tersumber pada kata communis yang berarti sama. Yang dimaksud dengan sama ini adalah sama makna. Jadai, diantara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi haris terdapat kesamaan makna. Jika tidak terjadi kesamaan makna, maka komunikasi tidak berlangsung. Untuk lebih jelasnya komunikasi meliputi lima unsure pokok yang dapat diberi istilah sebagai berikut :
1. Komunikator. Seorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.
2. Pesan. Lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator.
3. Komunikan. Seorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran komunikator ketika ia menyampaikan pesannya.
4. Media. Sarana untuk meyalurka pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
5. Efek. Tanggapan, respons, atau reaksi dari komunikan ketika ia tau mereka menerima pesan dari komunikator.
Bagaimana berlangsungnya komunikasi dalam manajemen? (hal 17-24)
Komunikasi dalam manajemen atau seperti dikatakan di muka dapat disingkat menjadi komunikasi manajemen, meliputi dua bagian berdasarkan tempat dimana khalayak sasaran berada. Yang pertama adalah komunikasi Internal dan yang kedua komunikasi eksternal.
Komunikasi internal adalah komunikasi antara manusia dengan komunikan yang berada dalam organisasi, yakni para pegawai, secara timbale balik. Komunikasi internal dibagi menjadi tiga yaitu :
· Komunikasi vertical, komunikasi dari atas kebawah, dan dari bawah ke atas atau komunikasi daripimpinan ke bawahan dab bawahan ke pimpinan secara timbale balik.
· Komunikasi horizontal, komunikasi secara mendatar, misalnya antara anggota staff denga anggota staf.
· Komunikasi diagonal, komunikasi antara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian.
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara manajer atau pejabat lain yang mewakilinya dengan khalayak atau public di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur yang berlangsung secara timbale balik, yakni :
· Komunikasi dari organisasi ke khalayak, bersifat informatof, yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga khalayak merasa terlibat, setidak-tidaknya ada hubungan batin
· Komunikasi dari khalayak ke organisasi, komunikasi ini bentuknya berupa umpan bali (feedback)
Teknik komunikasi manajemen
1. Komunikasi langsung, komunikasi antara komunikator dengan komunikan secara tatap muka atau saling melihat (face to face)
2. Komunikasi tak langsung, komunikator menggunakan media untuk menyalurkan pesannya kepada komunikan.
BAB II
DIMENSI HUMAN RELATIONS
A. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN HUMAN RELATIONS
Pengertian Human Relations (hal 40-42)
Ciri hakiki human relations bukan “human” dalam pengertian wujud manusia (human being), melainkan dalam makna proses rokhaniyah yang tertuju pada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Karena itu, terjemahan yang paling mendekati makna dan maksud human relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani. Human relations bersifat “action oriented”, bukan hanya hubungan yang pasif, dan yang dituju adalah kepuasan batin. Karena itu human relations banyak diterapkan dalam manajemen.
Sejarah singkat Human Relations (hal 43-46)
Menurut Jack Hallowan dalam bukunya “Applied Human Relations, An Organizational Approach” sekitar tahun 1850, ketika perhatian banyak ditumpahkan kepada kebutuhan para pekerja, dan tatkala disadari bagaimana kebutuhan tersebt mempengaruhi keseluruhan produktivitas. Sebelumnya para manager memandang para pekerja sebagai suatu komoditi untuk dibeli dan dijual seperti komoditi lainnya.
Kemudian pada tahun di sekitar peralihan abad muncul Fredrick Taylor dengan teorinya yang terkenal dengan yang dinamakan “scientific management”. Teori ini menyatakan bahwa produktivitas yang lebih besar akan dapat diperoleh dengan memerinci tugas secara khusus. Teori Taylor ini ternyata mendapat kecaman, yakni bahwa manjemen ilmiah tersebut cenderung untuk lebih mengeksploitasi para pekerja daripada memberikan keuntungan kepadanya. Lepas dari kecaman tersebut, pengenalan scientific management itu telah meluas pula ke kalangan industriawan dan para manager.
Pada pertengahan tahun 1920 titik fokal dari pendekatan humanistic dalam bisnis dan industry adalah Studi Hawthorne yang sangat terenal yang dilakukan oleh Elton Mayo dan kawan-kawannya pada National Research Council yang bekerjasama dengan Massachusetts Institute of Technology, regu Mayo ini memulai studinya mengenai efek penerangan lampu, ventilasi dan kepenatan para pekerja. Setelah eksperimen yang berlangsug selama beberapa tahun selesai, menjadi jelas bagi para peneliti bagaimana petingnya faktor-faktor moral atau daya juang kelompok dan motivasi pribadi.
Pada than 1940-an kontribusi terhadap disiplin ilmu yang cepat mengalami peningkatan yang pesat dengan munculnya studi yang dilakukan oleh beberapa tokoh-tokoh. Pada tahun 1960-1970-an para usahawan di berbagai Negara maju telah menunjukkan penilaiannya bagaimana pentingnya kontribusi secara teoritis dan eksperimental tersebut.
B. RUANG LINGKUP HUMAN RELATIONS
Masalah human relations adalah masalah rohaniah, yaitu proses rohaniah yang menyangkut watak, watak sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju suatu kebahagiaan atau kepuasan hati. Mengenai human relations itu terdapat dua pengertian, yakni human relations dalam arti luas dan human relations dalam arti sempit.
Human Realtions dalam arti luas (hal 48-49)
Komunikasi persuasive yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatapmuka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak. Jadi, human relations secara luas dilakukan dimana saja; di rumah, di jalan, di took, di kampus, dalam bus, dan lain sebagainya.
Human Relations dalam arti sempit (hal 50-51)
Komnikasi persuasive yang dilakukan seseorang kepada orag lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan emangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati. Human relations dalam organisasi kekaryaan inilah yang banyak diteliti dan dipraktekkan dinegara-negara yang sudah maju, terutama dalam bidang ekonomi sector industry. Jadi dapat dikatakan juga human relations dalam orhanisasi kekaryaan adalah komunikasi persuasive antara orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai suatu tujuan.
Di atas dikatakan human relations adalah suatu komunikasi persuasif, bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja. Jadi Human Relations bukan suatu keadaan yang pasif, melainkan suatu aktivitas suatukegiatan untuk mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan (to develop more productive and statisfying results). Karena itu, human relations adalah seni dan ilmu pengetahuan terapan ( applied art and science).
Kunci aktivitas Human Relations (hal 52)
Kunci kativitas human relations adalah motivasi (motivation) memotivasikan para karyawan untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara memuasakan, yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan hidup keluarganya sehari-hari, kebahagiaan keluarganya, kemajuan dirinya sendiri, dan lain sebagianya. Pimpnan organisasi tersebut dapat mengkordinasikan aktivitas-aktivitas para karyawan dan mengkoordinasikan hasrat-hasrat mereka untu bekerja bersama-sama. In semua tertuju kepada sasaran yang direncanakan. Dalam pelaksanaan human relations tersebut pemimpin organisasi atau kelompok melakukan komunikasi dengan para karyawnnya secara manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerja bersama-sama, sehingga hasilnya memuaskan disamping mereka bekerja dengan hati puas.
C. FAKTOR MANUSIA DALAM HUMAN RELATIONS
Titik sentral dalam human relations adalah manusia. Dan titik sentral human relations dalam orhanisasi kekaryaan adalah karyawan.manusia dan karyawan ini harus ditinjau dari segi manusiawinya. Untuk mempraktekkan human relations, seseorang pimpinan perlu sedikit banyak mempelajari tabeat manusia karyawan tadi. Meskipun tidak secara mendalam, pemimpin organisasi perlu memahami mengapapara karyawan satu sama lainnya berbeda dalam tabeat dan tingkah lakunya; dan perlu mengetahui bagaimana tingkah laku mereka dalam hidup berkelompok dan bermasyarakat.
Faktor pembawaan dan faktor lingkungan (hal 54)
Ada dua faktor yang menentukan sifat tabeat manusia yakni pembawaan sejak ia dilahirkan (heredity) dan lingkungan hidupnya (environment). Yang menjadi dasar dari sifat watak tabeat sesorang ialah sifat –sifat yang dimilikinya begitu ia dilahirkan, sifat mana dalah warisan dari orangtuanya dan nenek moyangnya. Sifat-sifat tersebut terpengaruhi oleh lingkungan dimana dia hidup. Lingkungannya akan menentukan apakah sifat-sifat yang dibawanya sejak lahir itu akan berkembang atau tertahan. Interaksi dengan orang-orang dalam lingkungannya akan berpengaruh pada sifat-sifat yang sudah ada padanya. Yang diartikan pengaruh disini adalah bahwa sifat-sifat yang sudah ada berkembanf atau tertahan; tetapi tidak mematikan.
Selanjutnya dalam perjalanan hidup dan perkembangan jiwanya, sesorang mengalami aktivitas psikis.dan bilaaktivitas kejiwaan itu tetapsama tanpa mempengaruhi oleh kesan-kesan yang pada suatu saat muncul, ini dinamakan fungsi psikis. Fungsi psikis ini adalah piker, rasa, intuisi dan pengindraan. Dan salah satu diantaranya pada seseorang bisa dominan. Jadi seseorang yang dominan bisa pikirannya, perasaannya, instuisinya, atau penginderaannya.
Extravert, Intravert, dan Ambivert (hal 56-57)
Berdasarkan fungsi psikis tersebut diatas, ahli jiwa Jung membedakan manusia menjadi dua golongan menurut arah perhatiannya. Jika perhatiannya terutama diarahkan keluar, yakni ke sekelilingnya, ini dinamakan type extraverse. Dan orangnya disebut extravert. Seorang extravert lebih mementingkan lingkungannya dibandinbgkan dirinya sendiri, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Orang semavam ini umumnya berhati terbuka, gembira, ramah, dan lancer dalam pergaulan
Golongan yang kedua ialah orang yang perhatiannya terutama di arahkan kedalam dirinya sendiri. Ini disebut type interverse. Dan orangnya dinamakan intervert. Orang di type ini lebih mementingkan dirinya sendiri daripada kepentingan umum. Dirinya sendiri menjadi primer, lingkungannya sekunder. Orang semavam ini biasanya pendiam, egoistis, suka merenung, dan tidak bisa bergaul.
Aka tetapi pada kenyataannya perbedaan ekstrim itu hanya terdapat pada sebgian kecil manusia saja, sebab antara kedua golongan itu ada segolongan yang mengantarainya, yakni type ambiverse. Dan ternyata, bahwa orang-orang ambivert jauh lebih banyak daripada orang-orang extravert dan introvert.
D. MANUSIA DALAM DINAMIKA KELOMPOK
Ada tiga faktor yang mendasari interasi manusia dalam kehidupannya dengan manusia lain. Ketiga faktor itu ialah imitasi, sugesti, dan simpati.
Imitasi tampaklebih jelas dalam tingkah laku anak-anak pada masa pertumbuhannya menjadi dewasa. Bahasa untuk menyatakan setiap keinginannya adalah imitasi dari ibunya. Jadi imitasi adalah tanggaoan yang dipelajari. Hasil interaksi. Pengaruh lingkungan, bukan pembawaan sejak lahir.
Faktor lain adalah sugesti. Sugesti diterima seseorang dari orang lain yang memiliki otoritas, prestise sosial yang tinggi, atau ahli dalam lapangan tertentu. Ia mengoper tingkah laku atau adat kebiasaan dari orang lain tadi tanpa suatu pertimbangan. Faktor ketiga yang memunyai peranan penting dalam interaksi adalah simpati. Simpati adalah perasaan tertariknya seseorang oleh orang lain. Perasaan simpati ini dapat timbul secara tiba-tiba atau secara lambat-laun. Berlainan dengan sugesti, timbulnya simpati ini adalah sebagai proses yang disadari dan timbulnya tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan.
Mengapa orang memasuki kelompok? (hal 62)
Pada umumnya orang memasuki sebuah kelompok karena percaya bahwa dengan bersama-sama dengan orang lain, kebutuhannya akan bisa terpenuhi dibndingkan kalau dengan usahanya sendiri. Demikianlah maka orang memasuki suatu kelompok, apakah kelompok itu berbentuk kelompok kekaryaan atau bentuk perkumpulan.
E. MASALAH DAN PEMECAHANNYA
Kehidupan manusia sebenarya merupakan rentetan pemecahan masalah (problem solving). Mulai banguntidur di pagi hari sehari0harinya setiaporang dihadapkan kepdada masalah-masalah. Setiap masalah yang timbul segera diatasi, tetapi kemudian muncul masalah lain yang juga meminta pemecahan. Banyak masalah yang dating bersamaan yang serentak pulamenghendaki pemecahan. Sesorang akan berusaha memecahkan masalahnya sendiri. Ini bisa menimbulkan dua kemungkinan; kesesuaian yang menyenangkan (adjustment) yang berarti masalahnya terpecahkan; atau malah menimbulkan masalah baru (maladjustment).
Frustasi (hal 66-67)
Maladjustment bisa berakibat lebih jauh, yakni menimbulkan frustasi. Frustasi ialah rasa kecewa disebabkan kegagalan dalam memecahkan masalaj; kegagalan dalam menghilangkan rintangan yyang menghambat terlaksananya suatu keinginan. Antara orang satu dengan yang lainnya berbeda kemampuannya dalam memecahkan masalahnya. Ada yang cepat, ada yang lambat. Tetapi cepat atau lambat, apabila seseorang menderta frustasi, ia berada dalam keadaan yang menyedihkan. Dalam tingkah lakunya dia tidak inteligen lagi.
Tingkah laku pemecahan masalah (hal 68-69)
Tingkah laku pemevahan masalah berarti lebih menggiatkan lagi usahanya dalam mencapai sasarannya. Orang yang menderita frustasi tadi tidak berhasil memecahkan masalahnya. Jadi frustasinya tidak dikembalikan kepada suasana pemecahan masalah untuk kemudian lebih digiatkan usahanya dalam mencapai tujuannya itu. Ia dibimbing untuk memeriksa masalahnya lebih teliti dan memikirkan cara-cara yang lebih tepat untuk mengatasi kesulitannya.
F. MOTIF DAN MOTIFASI
Apakah motif dan motivasi itu? Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Atau juga dapat dikatakan, motif adalah daya gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Sedangkan motivasi adalah kegiatan member dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.
Apa yang mendasari motif? (hal 70-71)
Suatu motif timbul berdasrkan kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup manusia ada dua jenis; pertama kebutuhan primer atau kebutuhan psikologis yang pokok; kedua kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang bersifat sosial psikologis. Kebutuhan primer atau motif primer diantaranya ialah kebutuhan akan makanan, air untuk minum, udara, dll. Kebutuhan primer ini bersifat universal kebutuhan sekunder kurang begitu pasti dibandingkan kebutuhan primer oleh karena merupkan kebutuhan bagi pikiran dan rohaninya.
Eksperimen motivasi (hal 72-73)
Seseorang ahli ilmu jiwa R.S. Woodworth telah mengadakan beberapa eksperimen mengenai motivasi ini, yang hasilnya disarankan untuk dipraktekkan dalam kelompok kekaryaan. Salah satu idantaranya ialah persaingan (competition). Dalam percobaan ini diambil seorang karyawan yang sedang bekerja. Sebagai hasil pekerjaannya ia memperoleh jumlah tertentu. Kemudian ia digantikan oleh karyawan lain yang diperkirakan lebih tinggi jumlah hasilnya. Karyawan yang pertama tadi di suruh menyaksikannya. Setelah melihat kawan yang menggantikannya itu berprestasi lebih tinggi, karyawan yang pertama tadi berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menyamai hasil kerja saingannya tadi.
Eksperimen yang kedua ialah dengan cara bersaing sendiri (self competition). Ini sederhana saja. Berikan kepada seorang karyawan sebuah pekerjaan. Lalu berikanlah kepadanya kesempatan untuk mencoba beberapa kali lagi. Tetapi sebelumnya perlihatkan dulu hasil percobaan yang pertama. Ia berusaha agar berhasil lebih baik daripada sebelumnya.
Eksperimen berkutnya ialah dengan cara membuat jarak (pace making). Eksperimen ini sebenarnya dilakukan dilura situasi kerja, tetapi dapat dipraktekkan dalam pekerjaan. Eksperimen dilakukan pada seorang pelari. Seorang pelari akan berlari lebih cepat jika di depannya terdapat seorang pengendara sepeda sebagai pembuat jarak (pace maker) yang terus menerus berada didepannya. Tujuannya selalu berada dekat di depan pelari sehingga pelari itu dari saat ke saat selalu berusaha sebaik-baiknya agar jaraknya dengan pace maker tetap.
Ketia eksperimen tersebut menggunkan perangsang-perangsang. Dan perangsang itu telah menmbulkan motif serta menggerakkan motif itu untuk mencapai tujuan. Untuk meningkatkan hasil karya, perlu sekali diadakan tujuan yang jelas. Tanpa tujuan yang tegas dan jelas, tanpa tujuan yang definitive kemungkinan besar para karyawan tidak bekerja giat sebagaimana diharapkan. Tujuan itu harus yang memang dapat tercapai. Jika tujuan akhir memang jauh hendaknya dibuat tujuan sementara yang lebih dekat dapat dicapai dengan segera. Sebab tujuan yang dapat dicapai dengan segera akan menimbulkan usaha yang lebih giat.
BAB III
HUMAN RELATIONS TEORI DAN PRAKTEK
A. HUMAN RELATIONS SEBAGAI KEGIATAN KOMUNIKASI
Jika para manajer dapat, perlu dan seyogyanya melakukan human relations, baik kepada khalayak atau public di di dalam organisasi (internal public), maupun terhadap khalayak di luar organisasi (eksternal public), selain dalam hubungan dan tugas pekerjaan, juga di luar tugas pekerjaan. Dengan orang-orang yang berada di dalam organisasi, jelasnya kalau dalam suatu perusahaan yaitu karyawan, human relations perlu dilaksanakan untuk meniadakan gangguan sebagai akibat salah komunikasi dan salah interpretasi, lebih-lebh=ih untuk menghilangkan frustasi terutama frustasi agresif. Tetapi diluar tugas pekerjaan pun, para manajer, baik manajer tingkat tinggi, tingkat menengah maupun tingkat rendah, serta seluruh pegawai sepantasnya senantiasa melakukan human relations dengan siapapun, selain dengan orang yang ada sangkutpautnya dengan organisasi, juga dengan mereka yang tidak ada hubungan dengan organisasi.
Komunikasi antar persona persuasif manusiawi (hal 76-77)
Komunikasi yang berlangsung dalam human relations adalah komunikasi antar persona (interpersonal communication). Karena komunikasi bentuk ini sifatnya dialogis, maka prosesnya berlangsung secara timbale balik (two way traffic reciprocal communication). Memang manajer yang bermaksud human relations harus melaksanakannya dalam bentuk komunikasi antar persona, sebab kalau ia menggunakan bentuk komunikasi kelompok atau komunikasi bermedia, leih lagi bila melalui media massa, maka ia tidak akan memahami frame of reference komunikan secara menyeluruh.
Wibur Schramm dalam karyanya “Communication Research in the United States” menyatakan bahwa komunkasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan frame of reference, yakni paduan pengalaman atau pengertian yang pernah diperoleh komunikan. Frame of Reference atau “kerangka acuan” ini meliputi nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, pendidikan, dan lain sebagainya yang pernah dialami seseorang. Menurut Schramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan faltor yang penting dalam komunikasi.
Homophily dan Heterophily (hal 77-81)
Everett M. Rogers dan Rekha Agarwala-Rogers dalam bukunya “Communication in Organizations” menamakan hemophily dan heterophily untuk kesamaan dan ketidaksamaan dalam frame of reference dan field of experience antara komunikator dan komunikan itu.
Homophily ialah derajat pasangan komunikator-komunikan yang sama dalam cirri-ciri tertentu, seperti kepercayaan, pendidikan atau status sosial. Sedangkan heterophily adalah derajat pasangan komunikator-komunikan yang tidak sma-sama dalam cirri-ciri tertentu.
Menurut Everet M. Rogers dan Dillip K. Bhowimik stuasi komunikasi yang heterophilus seperti itu dapat ditembus dengankemampuan “empathic” pihak manajer sebagai komunikator. Empathy adalah kemampuan seseorang utnuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Ini berarti bahwa apabila komunikator mengetahui bagaimana perasaan komunikan dan bsa merasakan apa yang bisa dirasakan komunikan tersebut, maka mungkin sekali komuniktor dapat meyampaikan pesan yang tepat kepadnya. Jika manajer memiliki empathy yang dalam dengan karyawan yang heterophilus, maka keduanya benar-benar dalam keadaan homophiles dalam pengertian sosio-psikologis.
Dijelaskan lebh lanjut oleh Devito bahwa jika kita bisa bersimpati dengan seseorang, maka kita berada dalam posisi mengerti dari mana ia dating, dimana ia sekarang, dan hendak kemana dia pergi. Juga kecil kemungkinan kita untuk menilai sikap atau tingkah lakaunya sebagai hal yang benar atau salah.
Komunikasi persuasif akan terjadi apabila komunikasi efektif. Yang bagaimanakan komunikasi efektif itu ?. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam bukunya “Human Communication, An Interoersonal Perspective” telah menguraikan secara khusus “What is effective interoersonal communication?” dikatakan oleh Tubbs dan Moss bahwa komunikasi antar ersona efektif apabila perangsang yang diprakrasai dan dimaksidkan oleh komunikator amat cocok dengan perangsang yang dirasakan dan ditangga[I oleh komunikan. Lebih jauh efetivitas komunikasi tersebut oleh kedua pengarang tadi dijelaskan dengan perhitungan persamaan (equation) jika kita mencantumkan G bagi komunikator yang membangkitkan tanggapan dan P untuk komunikan yang merasakan tanggapan tersebut, maka komunikasi akan merupakan keseluruhan yang lengkap apabila tanggapan yang G maksudkn dengan tanggapan yang P berikan identik :
Dalam komunikasi persuasif efeknya harus merupakan dampak dalam bentuk perubahan sikap (attitude), opini (opinion) dan tindakan atau tingkah laku (behavior) yang timbul dari kesadaran komunikan, sebab komunikasi persuasif lain dengan komunikasi informatoif dan beda pula dengan komunikasi koersif.
Komunikasi informative (informative communication) adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan sesuatu. Disini komunikator tidak mengharapkan efek apa-apa dari komunikan, semata-mata agar komunikan tahu saja.
Komunikasi koersif (coercive communication) adalah pesan penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan ancaman dengan sanksi untuk merubah sikap, opini atau tingkah laki. Dalam organisasi, komunikasikoersif dalam hal-hal tertentu dilakukan juga oleh manajer, misalnya mengadakan peraturan tertulis yang berlaku untuk kelompok karyawan tertentu atau semua karyawannya.
Komunikasi persuasif (persuasive communication) adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain agar berubah sikapnya, opoininya dan tingkah lakunya dengan kesadaran sendiri.
Antara komunikasikoerdif dengan komunikasi persuasif terdapat kesamaan, yakni berusaha agar seseorang berubah sikapnya, opininya, dan tingkah lakunya, sehingga ia melakukan tindakan atau kegiatan tertentu. Bedanya ialah pada komunikasi koersif si komunikan melakukan kegiatannya itu secara terpaksa dikarenakan takut sanksi, sedang pada persuasif dengan kesadaran sendiri.
B. KONSELING SEBAGAI TEKNIK HUMAN RELATIONS
Konseling meruoakan kegiatan yang banyak dilakukan dalam human relations. Ditinjau dari segi komunikasi konseling adalah komunikasi antar prsona yang bertindak sebagai konselor adalah manajer atau pimponan kelompok karya, sedang konseli nya adalah karyawan yang menghadapi suatu masalah atau yang menderita frustasi. Tujuan konseling adalah membantu para karyawan memecahkan masalahnya sendiri, memecahkan masalah yang bersangkutan dengan karyawan, atau mengusahakan suatu suasana yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalah yang mungkin ada. Ini tidak berarti konselor memberikan arah yang khusus untuk dituruti konseli. Konselor hanya memberikan nasehat. Konseli sendiri yang harus mengambil kesimpulan dan keputusan berdasarkan jalan yang dipilihnya.
Konseling terarah (directive counseling) (hal 83)
Konseling jenis ini sering dinamakan juga the counselor-centered approach, yakni konseling yang pendekatannya terpusatkan kepada konselor. Dalam cara konseling seperti ini aktivitas yang utama terletak pada konselor. Pertama-tama konselor berusaha agar terjadi hubungan yang akrab, sehingga konseli menaruh kepercayaan kepadanya. Selanjutnya ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam rangka mengumpulkan informasi. Data yang ia peroleh, ia analisis untuk pada tahap berikutnya melakukan diagnose; berusaha memahami masalah yang memberati konseli.
Konseling tak terarah (non-directive counseling) (hal 84-85)
Konseling jenis ini disebut juga the counselee centered approach (pendekatan yang dipusatkan kepada konseli). Jenis ini daoat digunakan oleh seseorang yang tidak memiliki pengetahuan yang mendalam tentang psikologi. Dalam konseling jenis ini, aktivitas utama terletak pada pihak konseli, sedang aktivitas konselor hanya berusaha agar konseli merasa mudah untuk memimpin dirinya sendiri.
Norma R.F. Maier dalam bukunya “Pronciples of Human Relations” menyatakan bahwa tujuan non-directive counseling adalah memperoleh keinginan dari penderitaan, melokalisir dan memecahkan masalah dan membetulkan cara pemecahan masalah.
C. DISKUSI KELOMPOK (GROUP DISCUSSION)
Diskusi kelompok termasuk komunikasi kelompok kecil (small group communication). Dala kegiatan human relations diskusi kelompok banyak dilakukan dalam rangka memecahkan suatu masalah yang timbul dalam situasi kerja, atau mengembangkan kegairahan para kerja para karyawan.
Umpan balik dalam diskusi kelompok (hal 90)
Ditinjau dari segi komunikasi, diskusi adalah komunikasi kelompok (group communication). Komunikasi berlangsung secara tatap muka (face to face) dan secara dua arah timbale balik (two eay reciprocal communication). Komunikator (dalam hal ini manajer atau pimpinan) mengetahui tanggapan komunikan (karyawan) secara langsung. Itlah umpan balim atau feedback. Dan itulah keuntungan pemimpin kelompok dalam diskusi atau komunikasi kelompok. Meskipun para karyawan peserta diskusi lebih dari seorang namun pemimpin kelompok dapat berdialog dengan mereka. Ia dapat mengetahui segera tanggapan mereka.
Suasana bebas dalam diskusi kelompok (hal 91-93)
Diskusi yang beriklim tidak resmi akan menimbulkan suasana yang bebas. Hanya diskusi yang bebas yang bisa menimbulkan kesatuan diantara para karyawan, sebab masing-masing karyawan merasa dirinya sama-sama terwakili dalam mengambil suatu keputusan. Suasana bebas tidak formal itu akan menimbulkan keberanian pada para karyawan peserta diskusi untuk berpartisipasi sepenuhnya. Tetapi meskipun para peserta mempunyai keluasan dan kebebasan dalam menyatakan pendapatnya, diskusi bukanlah perdebatan, juga bukan ranglaian pertanyaan dan jawaban. Diskusi bukan komunikasi yang bentuknya memanjang (linear-one away), melainkan untuk komunikasi yang melingkar (circular). Tujuan diskusi ialah mempraktekkan kebebasan seseorang dalam bekerjasama dengan orang-orang lain untuk mencapai suatu konklusi.
BAB IV
PUBLIC RELATION DALAM MANAGEMEN
A. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS
Public relations yang untuk mudahnya dapat disingkat menjadi purel atau P.R. mempunyai dua pengertian yakni :Pertama : purel sebagai method of communication; Kedua : purel sebagai state of being. Purel dalam pengertian method of communication merupakan rangkaian atau sistem kegiatan berkomunikasi secara khas. Sedangkan purel dalam arti state of being adalah perwujudan kegiatan berkomunikasi tersebut sehingga melembaga. (hal.94)
Perkembangan Public Relations (hal. 98)
Sebagai suatu profesi, public relations baru dikenal sejak awal abad 20, tetapi gejalanya sendiri sdah ada jauh sebelumnya. Bahkan para ahli public relations mengatakan bahwa gejala sudah ada sejak manusia pertama-Adam dan Hawa. Gejala tersebut adalah, misalnya hubungan antara manusia, pemberitahuan seseorang kepada orang lain, upaya seseorang mempengaruhi orang lain, dan sebagainya.
Public relations menurut konsep Ivy L. Lee (hal. 105-106)
Ivy Ledbetter Lee dianggap sebagai “bapak public relations” karena dengan konsepnya ia berhasil mengembangkan public relations yang oleh para ahli sekarang semakin dimekarkan. Pada waktu itu Lee menjabat sebagai wartawan. Timbulnya pemogokan kerja yang mengancam kelumpuhan indistri batu bara itu, menyebabkan timbulnya gagasan pada diri Lee bagi keuntungan kedua belah ihak, yakni industrwiawan dan para pekerja. Gagasannya itu ditawarkan kepada pengusaha industry batu bara dengan mengajukan dua syarat : syarat pertama ia diperkenankan duduk di dalam top management; syarat kedua ia di beri wewenang penuh untuk member informasi kepada pers semua fakta.
Syarat pertama yang diajukan Lee itu, pada masa itu dianggapsebagai hal yang revolusioner, karena sampai saat itu orang-orang yang menyelenggarakan publikasi dijauhkan sekali dari pucuk pimpinan industry-industri besar di Amerika Serikat. Dan syarat kedua, yakni agar kepada khalayak diberikan kegaiatan dan kejadian dalam industry, benaar-benar merupakan hal yang unik. Meskipun demikian lamaran Lee diterima juga. Gagasan Lee yang ditampilkan adalah apa yang dinamakannya “Declaration of Principles” yang memuat asas bahwa khalayak tidak dapat diabakan oleh manajemen industry tau dianggap bodoh oleh pers.
Public Relations di Indonesia (hal 109-114)
Public relations secara konsepsional dalam engertian “state of being” di Indonesia baru dikenal pada tahun 1950-an, dan pengembangan secara akademik sejak awal decade 1960. Dalam pengertian state of being sebagaimana diutarakan pada pendahuluan bab ini. Public relations di Indonesia menggunakan hubungan masyarakat atau disingkat “humas” sebagai terjemahan dari public relations. Demikianlah maka diberbagai instansi dijumpai Direktorat Hubungan Masyarakat atau Biro Hubungan Masyarakat atau Bagian Hubungan Masyarakat, tergantung dari besar kecilnya organisasi dan luas sempitnya ruang lingkup yang dijangkau.
Untuk memenuhi kebutuhan akan public relations officer yang qualified, yakni untuk departemen atau jawatan, instansu militer atau erusahaan dan lembaga-lembaga lainnya, maka sejak awal tahun1960-an di Indonesia diselenggarakan pendidikan public relations. Antara lain tingkat universiter diberikan oleh Fakultas Publisistik Universitas Padjadjaran di Bandung, yang berdasarkan Kepres No. 47 Tahun 1982 berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Komunikasi. Pendidikan mengenai public relations di perguruan tinggi lainnya diberikan dalam bentuk mata kuliah khusus paling sedikit dua semester. Ini pula menunjukkan bahwa public relations dianggap penting bukan saja dalam pengertian stste of being, tetapi juga sebagai method of communication yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin, pemimpin dalam bidang apapun juga.
B. DEFINISI PUBLIC RELATIONS
Definisi Public Relations dalam perbandingan (116-119)
Menurut Cutlip dan Center dalam bukunya terbaru dengan judul yang sama, tetapi kali ini bersama Glen M. Broom, menyatakan bahwa : Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi emi kepentingan public, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public.
Menurut Prof. John Marston Public Relations adalah : fungsi manajemen yang menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara sebuah organisasi demi kepentingan public, dan melaksanakan program kegiatan dan komunikasi untuk meraih pengertian umum dan dukungan public.
Definisi menurut Dr. Rex Harlow , Public Relatons adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dan publiknya melalui komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama; melibatkan melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan; membantu manajemen menjadi tahu mengenai dan tanggap terhadap opini public; menetepkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan public; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mebantu mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan penelitian secara teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Tetapi diantara para ahli, ada juga yang merasa definisi tiu terlalu panjang. Oleh sebab itu wakil-wakil masyarakat dari Negara Barat pada bulan Agustus 1978 bersepakat mengetengahkan definisi yang lebih singkat yang mereka namakan “The Statement of Mexico” yang berbunyi, Praktek Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuen-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program-program yang berencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum.
Unsur-unsur hakiki dalam definisi Public Relations (hal 120)
Ditinjau dari definisi-definisi tersebut, Public Relations meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
1. Suatu fungsi manajemen yang menggunakan penelitian dan upaya yang berencana dengan mengikuti standar-standar etis.
2. Suatu proses yang mencakup hubungan antara organisasi dengan publiknya.
3. Analisis dan evaluasi melalui penelitian terhadap sikap dan opini dan kecenderungan societal, dan mengkomunikasikannya kepada manajemen.
4. Konseling manajemen agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata cara dan kegiatan-kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dalam kepentingan bersama antara organisasi dengan public.
5. Pelaksanaan dan penindakan program kegiatan yang berencana, komunikasi dan evaluasi melalui penelitian.
6. Pencapaian itikad baik, pengertian dan penerimaan sebagai hasil utama dari kegiatan Public Relations.
C. PROSES PUBLIC RELATIONS (hal 122-123)
Penelitian (Research). Langkah pertama, ampuh dalam memastikan informasi dan data mengenai organisasi, persoalan atau situasi, khalayak, serta sikap dan opini public.
Action (Kegiatan). Langkah kedua; mencakup nasehat kepada management dan mengenai program rencana.
komunikasi (communication). Langkah ketiga; meliputi cara-cara penyampaian unsurprogram rencana kepada public yang beragam.
Evaluasi (Evaluation). Langkah keempat; cara-cara memantau dan mempertimbangkan keefektifan proses melalui penelitian.
BAB V
TUGAS PEKERJAAN PUBLIC RELATIONS OFFICER (PRO)
A. PRO SEBAGAI PELAKSANA FUNGSI PUBLIC RELATIONS
Public relations dapat diibaratkan cermin. Cermin ini harus dijaga dan dipelihara sebaik-baiknya untuk tetap selalu bersih. Ini mengandung arti bahwa wajah kantor public relations beserta para kegiatan karyawannya senantiasa bersih tidak tercela. Kita ambil contoh ruangan kantor public relations. Kalau ruangannya kotor berbau dengan punting rokok berserakan, letak meja dan kursi tidak karuan, pakaian petugasnya tidak rapih, kepada setiap tamu bersikap acuh tak acuh dan lain sebagainya yang tidak enak dilihat, maka itu semua mencerminkan organisasi yang diwakili public relations itu tidak beres. Setidaknya public akan menganggap demikian.
Fungsi Public Relation menurut Canfield (hal 137)
1. Mengabdi kepada kepentingan umum
2. Memelihara komunikasi yang baik
3. Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik.
Perlengkapan PRO.
Yang dimaksudkan dengan perlengkapan disiniialah seksi-seksi, apabila public relations merupakan sebuah bagian dari sebuah organisasi kekaryaan. Seksi-seksi dalam bagian humas berlainan sekali sifat pekerjaannya dibandingkan dengan seksi-seksi lainnya. Fungsi humas akan terpenuhi, apabila suatu bagian humas dilengkapi dengan seksi-seksi sebagai berikut.
1. Seksi Redaksi
Seksi redaksi ini termasuk paling sibuk, karena bidangnya memang luas. Seksi ini meliputi :
a) Sub Seksi Penulisan Pidato
b) Sub Seksi Penerbitan
c) Sub Seksi Hubungan dengan Mass Media
2. Seksi Protokol, bertugas secara khusus dalam penyelenggaraan peristiwa keupacaraan.
3. Seksi Pagelaran, bertugas menyelenggarakan kegiatan yang bersifat pertunjukkan, misalnya pameran dan lain lain.
4. Seksi Perpustakaan.
5. Seksi Dokumentasi, ini seksi khusus dimana tersimpan catatan-catatan atau benda-benda yang bersifat dokumen yang ada hubungannya dengan organisasi.
6. Seksi statistic, bertugas mengukur sampai dimana kemajuan yangbtelah dicapai suatu organisasi.
7. Seksi penelitian, bertugas untuk mengetahui data dan fakta sikap public terhadap perusahaan/organisasi.
B. PELAKSANAAN HUBUNGAN DENGAN PUBLIK INTERN (INTERNAL PUBLIC RELATIONS)
Hubungan dengan karyawan (employee relations) (hal 144-147)
Employee relations merupakan sesuatu kekuatan yang hidup dan dinamis yang dibina dan diabadikan dalam hubungan denga perorangan sehari-hari. Jadi PRO bukan hanya duduk di kantornya, melainkan harus berkomunikasi langsung dengan karyawan. Ia senantiasa harus melakukan kontak pribadi.yang dimaksudkan dengan karyawan disini ialah semua pekerja, baik pekerja halus yang berpakaian bersih maupun pegawaikasar yang bekerja dilapangan atau di tempat mesin pabrik. Karyawan memiliki kesamaan dalam menghendaki :
1. Upah yang cukup
2. Perlakuan yang adil
3. Ketenangan bekerja
4. Perasaan diakui
5. Penghargaan atas hasil kerja
6. Penyalur perasaan
Hubungan dengan pemegang saham (hal 148-149)
Komunikasi denganpemegang saham dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1. Menyatakan selamat kepada pemegang saham yang baru
2. Memberikan laporan
3. Mengirmkan majalah organisasi
4. Mengadakan pertemuan
C. PELAKSANAAN HUBUNGAN DENGAN PUBLIC EKSTERN (EXTERNAL PUBLIC RELATIONS) (hal 150)
Public ekstern yang menjadi sasaran humas ialah para pelanggan (customer), khalayak sekitar (community), instansi pemerintah (government), pers (press) dan lain-lain diluar kelompok organisasi.
BAB VI
PUBLIC RELATIONS DALAM PRAKTEK
- MENERBITKAN MAJALAH ORGANISASI
Berdasarkan public yang dituju, maka majalah organisasi diklasifikasikan sebgai :
· Majalah intern (internal magazine)
· Majalah ekstern (eksternal magazine)
· Majalah ekstern-intern (eksternal interna magazine)
Perencanaan majalah (hal 156)
Untuk menerbitkan sebuah majalah organisasi perlu sekali perencanaan yang matang. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu menjadi pemikiran seorang PRO :
· Penentuan jenis majalah
· Penentuan pemimpin redaksi
· Penentuan staf redaksi
· Biaya
· Kertas
· Percetakan
Isi majalah (hal 158)
Majalah apapun, baik majalah umum (general magazine) maupun majalah khusus (specialized magazine) seperti majalah organisasi mempunyai fungsi yang sama, yakni :
· Member penerangan
· Member pendidikan
· Member hiburan
Yang penting disini ialah penyajian yang menarik sesuai dengan selera dan kepentingan public yang dituju.
- MEMBUAT FILM DOKUMENTER
Titik berat film documenter adalah fakta atau persitiwa yang benar-benar terjadi. Bedanya dengan fillm berita ialah bahwa film berita harus mengenai sesuatau yang mempunyai nilai berita (newsvalue) untuk dihidangkan kepada oenonton apa adanya dan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Film berita sering dibuat dengan tergesa-gesa, karena itu mutunya kurang memuaskan.
Prosedur pembuatan film (hal 162)
Pembuatan film dimulai dengan sebuah idea. Berdasarkan idea ini ditentukan suatu tema dari cerita atau kisah yang divisualisasikan dalam bentuk film. Tema ini disusun menjadi karangan singkat yang selanjutnya ditulis secara agak terperinci. Outline atau susunan garis besar karangan tersebut dinamakan treatment kadang-kadang disebut juga synopsis.
Menyusun Skenario Film (hal 165-172)
Dalam hubungan penyusunan scenario film sebagai unsure pokok bagi film documenter, pertama-tama yang penting haus dipahami ialah “bahasa kamera, sebab kameralah yang akan bercerita, yang kan merubah penghayatan suatu idea dari bentuk kata-kata ke dalam bentuk gambar. Berikut ini adalah beberapa cara penggunaan kamera untuk menterjemahkan suatu idea kedalam film.
1. Gerakan Kamera (camera movement)
2. Posisi Kamera (camera position)
3. Sudut Kamera (camera angel)
- MENYELENGGARAKAN PAMERAN
Salah satu sarana yang termasuk Audio Visual Aids (AVA) adalah pameran (exhibition). Pameran dianggap sebagai sarana efektif untuk penerangan dan pendidikan, karena orang-orang dapat melihat benda-benda dalam bentuk yang sebenarnya, baik dalam keadaan diam maupun dalam proses kerjanya. Dalam pameran diperlihatkan berbagai jenis barang hasil industry disertai demonstrasi penggunaannya dan penjelasan-penjelasan lainnya. Dalam suatu pameran selain kepada public disajikan benda-benda asli, juga alat-alat visual lainnya, diantaranya : maket, model, gambar, grafik atau diagram.
Bagaimana membuat pameran menarik ? (174-179)
Ada beberapa cara untuk menarik oerhatian public yang lalu lalang di luar agar masuk kedalam ruangan pameran.
1. Menciptakan bentuk istimewa
2. Member warna yang kontras
3. Memperdengarkan suara keras
4. Menyebarkan wangi-wangian
Berikut beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian public setelah mereka berada di ruang pameran.
1. Pengaturan yang harmonis
2. Lalu lintas yang lancer
3. Caption yang singkat tetapi jelas
4. Ilustratif auditif
5. Distribusi bahan tulisan
6. Penyediaan buku tamu
Display & Promotion (hal 180)
Makna Display & Promotion ialah membuat sesuatu tampak terbuka dan membuat hidup senantiasa. Tujuan utama dari display dan promotion ialah meningkatkan produksi dan perdagangan. Seperti halnya dengan pameran, display dan promotion adalah kegiatan komunikasi dalam bentuk penyajian yang bersifat visual hanya saja tarafnya ditingkatkan dari keadaan diam menjadi hidup. Contoh : Model baju yang digunakan oleh Fashion Show.
- MENGGUNAKAN MEDIA MASSA
Publisitas (publicity) (hal 182-186)
Publisitas dilakukan untuk kepentingan pihak yang menyebarkan informasi dalam halini PRO. Jadi, jika seorang PRO mendapatkan suatu hal atau peristiwa yang menguntungkan dalam organisasinya, maka ia dapat meminta kepada media massa untuk menyebarluaskannya. Ini dilakukan dengan jalan mengirimkan press-release. Apakah media massa mau menyiarkannya? Sudah tentu mau dan akan menyiarkannya (asal memenuhi syarat, yakni sama dengan syarat untuk berita). Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :
1. Mengandung nilai berita (news value)
2. Faktanya termasa (timely)
3. Disusun secara “piramida terbalik” inverted pyramid
4. Mengandung rumus “5W+1H”
5. Disusun dengan kata-kata yang umum
Periklanan (advertising) (hal 187-192)
Pada garis besarnya iklan dapat diklasifikasikan sebagai ikla yang persuasif komersial dan informative non-komersial. Keuntungan dari periklanan adalah sebagai berikut : Bisa ditentukan waktu penyebarannya dengan cepat menurut rencana, Jenis mediumnya (surat kabar, majalah, radio, televise,dll) dapat ditentukan, Besarnya ruangan atau lamanya waktu yang pasti dapat direncanakan, copynya dapat di control, ukuran dan posisi copy dapat dtentukan sebelumnya.