Rabu, 14 September 2011

Sejarah Humas (Public Relation)

1. Hubungan dengan masyarakat luas baik melalui publisitas khususnya fungsi-fungsi organisasi dan sebagainya terkait dengan usaha menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri (Webster’s New World Dictionary)

2. Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanan dan prosedur seorang individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik (Public Relations News)

3. Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik (Moore, 2004: 6).

4. Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method of communication (Abdurrahman, 1993: 10). Konsep Public Relations sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan yang berdampak (lihat Jefkins, 2004: 2).

5. Public Relations menyangkut suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit – komersial, publik- privat, pemerintah – swasta). Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal.

Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staf Public Relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang diwakilinya.

Perkembangan Public Relation ( PR )

Humas kependekan dari hubungan masyarakat. Hal ini seringkali disederhanakan sebagai sebuah terjemahan dari istilah Public Relations (PR). Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.

PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency.

Perkembangan Public Relation di Dunia 

Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.

Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.

Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.

Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.

Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.

Berikut gambaran kronologis PR di dunia:

Abad ke-19 :
PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.

1865-1900 :
Publik masih dianggap bodoh

1900-1918 :
Publik diberi informasi dan dilayani

1918-1945 :
Publik diberi pendidikan dan dihargai

1925 :
Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi

1928 :
Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu

1945-1968 :
Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui

1968 :
Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.

1968-1979 :
Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja

1979-1990 :
Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas

1990-sekarang :
a. Perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan pola perilaku secara nasioal/internasional
b. membangun kerjasama secara lokal, nasional, internasional
c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi


Ruang Lingkup Humas Pendidikan

Komponen-komponen pendidikan pada setiap lembaga pendidikan memiliki jalur aktivitas masing-masing guna mendukung eksistensi dan efektifitas proses pendidikan mencapai tujuan pendidikan yang ingin digapai. Bidang kurikulum mengatur segala hal yang berkenaan dengan kebijakan materi pelajaran, bidang kesiswaan menangani masalah kesiswaan secara universal, bidang sarana dan prasarana berkelut dalam hal yang berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan secara umum seperti alat peraga, gedung sekolah dan sebagainya.

Sama halnya dengan bidang humas pendidikan. Bidang tersebut juga memiliki skope tersendiri yang dikelola guna mencapai kesempurnaan proses pendidikan pada satuan pendidikan dan pendidikan secara universal lewat hubungannya dengan masyarakat dan lewat berbagai program yang direncanakannya seperti memberdayakan masyarakat sekitar dalam berbagai aspek kegiatan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak dengan harapan proses pendidikan pada lembaga mendapat dukungan yang penuh dan positif dari khalayak masyarakat sehingga mencapai mutu pendidikan yang sempurna.

Salah satunya dari hal di muka adalah rekrutmen terhadap masyarakat sekitar yang memiliki skill ektrakurikuler sebagai tenaga pengajar praktek, pelibatan masyarakat dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pada satuan pendidikan, pemeransertaan masyarakat dalam kepanitiaan dalam suatu program satuan pendidikan serta juga hal yang sangat urgen pula adalah memberdayakan masyarakat lewat berbagai kegiatan seperti majlis-majlis ta’lim yang diadakan oleh lembaga pendidikan dan seterusnya sehingga hubungan antara lembaga dengan masyarakat benar-benar terasa kenyamanan dan keharmonisannya.

Ruang lingkup humas pendidikan pada sekolah meliputi beberapa hal berikut ini:
a). Kelompok orang tua santri baik secara perorangan maupun kelompok dalam wadah komite sekolah atau majlis sekolah dengan tujuan utama menyadarkan orang tua akan pentingnya peran serta.
b). Kelompok masyarakat luas (umum) lewat berbagai kegiatan dengan tujuan menunjukkan kemajuan yang telah dicapai sekolah sehingga mendapatkan kesan positif atau dalam istilah lainnya sebagai proses promosi.
c). Kelompok instansi (dunia usaha) lewat kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan tujuan mendapatkan umpan balik (feedback) terhadap relevansi program dengan kebutuhan dunia usaha, atau juga sebagai upaya guna meningkatkan akuntabilitas program sekolah.

Di samping itu, dalam konsep ruang lingkup humas pendidikan ada sebutan pelanggan yaitu pelanggan internal dan eksternal. Adapun pelanggan internal meliputi para guru, pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi. Sedangkan pelanggan eksternal adalah siswa (primer), orang tua, pemerintah, dan masyarakat (sekunder), dan pemakai/penerima lulusan (tersier). 



Sumber : http://kabar-pendidikan.blogspot.com